Silsilah Sunan Pandanaran II / Sunan Tembayat Menurut Naqobah Ansab Uzbekistan
Berikut ini silsilah nasab Sunan Pandanaran II / Sunan Tembayat menurut isbat resmi dari Naqobah Ansab (lembaga pencatat Nasab) Uzbekistan. Wali Songo merupakan dzuriyah (keturunan) Nabi Muhammad Saw.
Berikut adalah sanad versi Naqobah Uzbekistan yang terjaga dan bersih dari campur tangan Belanda :
Rasulullah S.A.W.
1. Sayyidah Fathimah Az-Zahra
2. Sy. Husain As Syahid
3. Sy. Ali Zainal Abidin
4. Sy. Muhammad Al Baqir
5. Sy. Jakfar As Shodiq
6. Sy. Musa Al Kadzim
7. Sy. Ali Ar Ridho
8. Sy. Muhammad At Taqi
9. Sy. Ali An Naqi
10. Sy. Jakfar Adz Zakki
11. Sy. Ali Al Asyqori
12. Sy. Abdullah
13. Sy. Ahmad Abu Yusuf
14. Sy. Mahmud
15. Sy. Muhammad
16. Sy. Jakfar
17. Sy. Makhdum Ali
18. Sy. Makhdum Jalaluddin Al Bukhori
19. Sy. Makhdum Ahmad Al Kabir
20. Sy. Makhdum Jalaluddin Husain
21. Sy. Mahmud Nashruddin
22. Sy. Jamaluddin Jumadil Kubro
23. Sy. Ibrahim Asmoroqondi
24. Sy. Ali Rahmatullah Sunan Ampel
25. Sy. Hamzah Lamongan Pangeran Tumapel
26. Sy. Muhammad Ihsan Nawawi Hidayatullah Sunan Bayat Klaten Kyai Ageng Pandanaran
Sedangkan catatan Versi Padmosusastro (catatan ini berasal dari luar keraton, sehingga besar kemungkinan para pemalsu nasab mencangkokkan nasabnya melalui catatan ini):
Sunan khatib di ngampeldenta bin
I
Maulana Ibrahim Asmara bin
I
Syeh jumadil Qubro bin
I
Syeh mahmudinil qubro bin
I
Maulana mahmudinil kabir bin
I
Syid Ngabdurrakhman bin
I
Sayid imam ngabdullah bagdad bin
I
Syeh askar bin
I
Syeh kasan
I
Syeh semangun bin
I
Syeh najmudinil kubro bin
I
Syeh majmudinil kabir bin
I
Sayidina jenal kubro bin
I
Sarip sultan ngumar jenal kusen bin
I
Sarip sultan suleman jenal kakim bin
I
Sarip sultan walid jenal ngalim bin
I
Sayyidina sultan kabir bin
I
Sayyidina sultan kusen bin
I
Siti umi mukhammad bin
Kanjeng Nabi Muhammad SAW
Yang perlu diketahui, serat Padmodsusastro ditulis pasca Diponegoro 1898, jika ada kemungkinan sisipan pemba’alawian itu sangat mungkin, karena Banyak data yang juga bertentangan dengan manuskrip lainnya, padahal masih dalam kurun waktu PB VI. Besar kemungkinan penyusupan melalui Serat Padmosusastro, mengingat :
- Padmosusastro bukan abdi dalem kraton yang mengurusi kesusastraan,
- Merupakan penulis sastra di luar kraton (diluar nagari), sehingga sangat tidak mungkin pada masa itu bisa mengakses data dari dalam kraton, sedangkan dimasa sekarang saja kraton tidak membolehkan sembarang orang mengaksesnya.
- Keterangan mengenai Padmosusastro, penyusupan bukan melalui nama yang ada, tetapi posisi asal Nama, misalkan dari Yaman. untuk soal nama masih versi Nusantara, sebab kami juga team pengalih bahasa Padmosusastro, yang kami terjemahkan apa adanya. Jadi bukan Penyusupan secara nama, klaim mereka atas Padmosusastro dan Candrakanta ini yg salah, walaupun ada beberapa kesalahan susunan nama.