Kisah Ulama

Biografi KH. Suhri Usman Menes, Mentor Kaum Muda NU Pergerakan


Oleh : Hamdan Suhaemi

Riwayat Lahir

Suhri, lahir di Rengat Menes pada 22 November 1950 dari ayah bernama Usman bin Badun dan ibunya bernama Hafsoh binti Ariman Suhri adik kandung dari KH. Hafidz Usman salah seorang kepercayaan Gus Dur, ulama besar yang berpengaruh di Bandung. Kakak perempuannya adalah ibu kandung dari KH. Endin J Soefihara ( instruktur NU, anggota DPR RI Fraksi PPP ), dan Khoirul Amri ( Waketum GP Ansor, Anggota DPR RI Fraksi Nasdem ), juga paman dari Aminuddin Ma’ruf ( stafsus Presiden RI).

Semasa kecil mendapat bimbingan dari seorang ulama bernama KH. Abdul Manaf Kalahang, Batu Bantar selama 2 tahun saat masih Sekolah Rakyat, Setelah lulus dari PGAN, Suhri remaja ngaji ke kakak kandungnya ke KH. Hafidz Usman di Bandung dan berkesempatan ngaji ke Prof. KH Anwar Musaddad Rektor IAIN Bandung ( mustasyar PBNU ) sebelum digantikan oleh Prof. Salahudin Sanusi, kemudian berlanjut di era Prof. Rahmat Jatnika.

Suhri muda adalah tipikal pemuda yang ulet, tak mudah menyerah dan keras kemauan, hingga mengantarkan dirinya ke pentasnya sebagai aktivis Nasional melalui peran aktifnya di organisasi PMII dan relasinya yang kuat dengan KH. Abdurahman Wahid yang saat itu sebagai Ketua Umum PBNU sejak 1984-1999.

Pendidikan

Tahun 1964, Suhri kecil telah menyelesaikan sekolah di SR atau sekolah Ongko loro di Gonggong Menes, namun sore harinya belajar di Madrasah Ibtidaiyah Anwarul Hidayah. Kemudian sekolah di Madrasah Tsanawiyah Anwarul Hidayah Hinga lulus pada 1968.

Hasrat menuntut ilmunya tinggi hingga tidak berhenti di bangku sekolah senengah, melainkan meneruskan di PGAN 6 tahun di Cihideung Pandeglang. Lulus PGAN Suhri muda kuliah di fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Gunung Djati Bandung hanya 3 tahun, karena keburu pindah ke Semarang dan pindah kuliah di IAIN Walisongo Semarang mengambil jurusan aqidah filsafat hingga lulus pada 1980.

Selama kuliah di IAIN Walisongo, Suhri muda mesantren di Pondok Apik Kaliwungu, dan dibawah bimbingan lurah pondoknya yakni Dimyati Rois ( kelak kita mengenalnya Mbah KH. Dimyati Rois ), seorang ulama besar yang masih keturunan Sultan Hasanuddin Banten.

Suhri ngaji kitab Ihya Ulumuddin kepada Dimyati Rois dan ngaji kitab al-Iqna’, Fathul Wahab kepada KH. Humaedi ( mertua KH. Dimyati Rois ) dan ngaji 5 kitab Hadits kepada KH. Irfan, sedangkan mengambil sanad ngaji kitab al-Adzkar kepada KH. Sahroni, semuanya di pesantren Kaliwungu.

Dari Kaliwungu, Suhri mesantren di Ponpes Syaikh Ikhsan di Jampes, dibawah bimbingan KH. Mukhsin bin Syaikh Ikhsan bin KH. Dahlan ( ulama besar keturunan Sultan Banten ). KH. Dahlan punya anak antara lain Syaikh Ikhsan ( Ulama besar muallif kitab ), KH. Marzuki Dahlan ( Masyayikh Lirboyo), dan KH. Mukhsin Dahlan ( Masyayikh pesantren Jampes ), kemudian setelah dari Jampes, Suhri muda meneruskan gaji di narukan Rembang di bawah asuhan KH. Sidiq.

Masuk Pergerakan

Saat masih kuliah di IAIN Walisongo Semarang, Suhri muda aktif sebagai Ketua Cabang PMII Kab. Semarang, meski sebelumnya Suhri juga aktif saat masih di IAIN Sunan Gunung Jati Bandung sebagai pengurus Cabang PMII Bandung sekaligus aktif sebagai sekretaris Dema ( Dewan Mahasiswa).

Dari Semarang, karir organisasinya naik ke tingkat pusat dan menjadi pengurus PB PMII sebagai Sekretaris bidang di bawah kepemimpinan Ketua Umum PB PMII Zamroni dan menjadi Wakil Sekjen PB PMII saat kepimpinan Aburusman. Pengalaman organisasi di tingkat pengurus besar inilah mengantarkan Suhri Usman menjadi aktivis Nasional yang di kemudian hari mengkader keluarganya antara lain kepada keponakannya yaitu KH. Endin J Soefihara ( anggota DPR RI Fraksi PPP), Khairul Amri ( aktivis PMII dan anggota DPR RI Fraksi Nasdem ) dan Aminuddin Ma’ruf ( Ketum PB PMII 2014-2016 ).

Tahun 1984 setelah aktivitasnya di PB PMII, Suhri Usman pulang kampung ke Pandeglang, hingga dipercaya memegang kepemimpinan di PCNU Kabupaten Pandeglang sebagai Ketua Tanfidziyah 3 priode sejak dari tahun 1986 hingga 1999.

Ketika Banten menjadi provinsi, KH. Suhri Usman setelah berkegiatan di tingkat kepengurusan NU kabupaten lalu aktif di kepengurusan PWNU Banten mulai 2001 hingga sekarang.

Di luar aktivitas di Banten, KH. Suhri Usman pun masih aktif di kepengurusan LP Ma’arif PBNU dan juga sebagai penasihat Lazisnu pusat.

Gelanggang Politik

KH. Suhri Usman sejak mudanya sudah aktif di PPP ikut arahan para ulama di Pandeglang, bahkan keluarga besarnya adalah aktivis PPP. Tetapi di tahun 1992 justru ia menjadi anggota DPRD Kabupaten Pandeglang Fraksi Golkar, dan ketika priode 1999-2004, KH. Suhri Usman menjadi anggota DPRD kabupaten Pandeglang dari Fraksi PKB.

KH. Suhri Usman adalah tipikal katalis organik, ulama yang tergolong tabahhur ilmu, dan juga politisi ulung yang telah mewarnai kehidupan politik di daerah. Energinya di NU tak pernah surut hingga sekarang untuk terus berhidmat di NU.

Di sela kesibukannya sebagai pimpinan BAZDA Provinsi Banten, KH. Suhri Usman adalah juga seorang Dosen di perguruan tinggi di Pandeglang, terutama keaktifannya menjadi dosen di kampus STAISMAN. Bekalnya sebagai seorang intelektual dan politisi ia tempa di dunia pergerakan dan didapatkan pula keluasan keilmuannya ketika berkesempatan belajar di Universitas Leeds, Inggris dalam program Certificate of Attendance, ikut juga the Colombo plan drug advisory programe, international confrence of Faith based organization.

Mentor Kaum Muda NU

Mungkin bisa kita sebut KH. Suhri Usman yang kesehariannya sederhana, cenderung low profile ternyata adalah seorang tokoh NU yang punya pengalaman panjang organisasi dengan basis ideologis NU yang kuat, aktivis 3 zaman, dan seorang mentor kaum muda pergerakan yang sangat disegani.

Hingga saat inipun tak jarang kaum muda pergerakan baik dari kepengurusan di pusat hingga kepengurusan daerah, selalu datang menemuinya di kediamannya di Ciputeri Menes Pandeglang. Abah KH. Suhri Usman adalah legenda PMII dari Banten yang telah banyak berjasa dalam membesarkan PB PMII.

Penulis : Sekretaris Komisi HAUB MUI Provinsi Banten

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button