Majlis Ranting NU Desa Karangmuncang Rutin Gelar Dzikir Hadiyu
Desa Karangmuncang, Kecamatan Cigandamekar, Kabupaten Kuningan — Majlis Ranting Nahdlatul Ulama (NU) Desa Karangmuncang secara rutin menggelar majlis dzikir “Hadiyu” yang bertempat di Masjid Nurul Huda Gempol Kulon. Acara ini dipimpin oleh Kyai Cecep Saepul Qohar dan selalu dihadiri jamaah dari berbagai desa terdekat yang berkeinginan memperkuat ikatan spiritual melalui dzikir dan doa bersama.
Kyai Cecep memimpin dzikir dan doa dengan khusyuk, mengajak jamaah untuk mengingat Allah dan memperdalam keimanan mereka. Rangkaian dzikir “Hadiyu” ini diyakini oleh jamaah sebagai wasilah untuk terkabulnya berbagai hajat dan keinginan, baik berupa kesehatan, keberkahan rezeki, maupun kedamaian keluarga. Banyak dari jamaah yang hadir membawa air dalam botol, yang kemudian didoakan dalam majlis ini dan dibawa pulang sebagai air yang mereka yakini penuh berkah.
“Dzikir ini bukan sekadar ritual, tetapi sarana bagi kita semua untuk mendekatkan diri kepada Allah. Banyak jamaah yang sudah merasakan manfaat dan keberkahan dari dzikir Hadiyu ini,” ujar Kyai Cecep.
Majlis dzikir “Hadiyu” diharapkan terus menjadi ajang mempererat tali ukhuwah Islamiyah di antara masyarakat dan menjadi ruang spiritual yang penuh kedamaian serta harapan bagi warga Desa Karangmuncang dan sekitarnya.
Bagi Kaum Nahdliyin tentang air yang menjadi media yang baik untuk semua doa yang dipanjatkan itu tidak aneh, karena bahkan hal ini sudah dibuktikan di dunia akademis. Sebuah Tesis yang menyatakan bahwa air dapat merekam dengan baik dikemukakan oleh Dr. Masaru Emoto dalam bukunya The Hidden Message in Water.
Emoto melakukan eksperimen dengan cara memamerkan gelas berisi air ke berbagai kata, gambar, atau musik. Setelah itu, air tersebut dibekukan dan kristal bekunya diperiksa di bawah mikroskop. Hasil eksperimennya menunjukkan bahwa air yang terpapar kata-kata dan emosi positif, musik klasik, dan doa positif akan menghasilkan kristal yang indah.
Emoto juga menjelaskan bahwa semakin kuat konsentrasi pemberi pesan atau pemberi doa, maka semakin dalam pula pesan yang akan tercetak di dalam molekul-molekul air tersebut.
Dr. Emoto akhirnya berkeliling dunia melakukan percobaan dengan air di Swiss, Berlin, Prancis, Palestina, dan ia kemudian diundang ke Markas Besar PBB di New York untuk mempresentasikan temuannya pada bulan Maret 2005 lalu. Kesimpulannya Ternyata air bisa “mendengar” kata-kata, bisa “membaca” tulisan, dan bisa “mengerti” pesan. Dalam bukunya The Hidden Message in Water, Dr. Masaru Emoto menguraikan bahwa air bersifat bisa merekam pesan, seperti pita magnetik atau compact disk.
Ada juga tangkapan gambar kristal air yang belum dibacakan doa dan sesudah dibacakan doa. Bentuk kristal airnya ternyata lebih bagus yang dibacakan doa.